Setan Jalanan adalah karakter komik fiksi yang diciptakan oleh Pepeng, dan komik trilogi Setan Jalanan ia tulis langsung ceritanya. Sedangkan gambarnya digarap oleh Haryadhi, komikus asal Jakarta yang kini cukup dikenal di skena kultur pop Indonesia. Berbeda dengan komik trilogi Setan Jalanan yang lalu, cerita komik Setan Jalanan dan Sabit Liar ditulis oleh Ajon Purwo Hanggoro, yang juga mengerjakan gambarnya. Peran Pepeng di sini lebih sebagai konsultan penulis sekaligus editor.
Ajon adalah komikus asal Yogyakarta yang dikenal dengan gaya gambarnya yang unik. Tidak seperti kebanyakan komikus masa kini yang memiliki gaya goresan manga dan American Style, gaya Ajon lebih mirip dengan gambar-gambar komik Indonesia klasik (era 1970an). Karena keunikan gaya gambarnya inilah, Pepeng kemudian "menantang" Ajon menggarap komik cerita lepas Setan Jalanan untuk kemudian diproduksi dan diedarkan oleh FranKKomiK.
Menarik, kan?
Dengan mendukung campaign ini, kalian akan mendapatkan reward berupa limited item komik Setan Jalanan dan Sabit Liar sekaligus menjadi bagian dari terwujudnya karya tersebut menjadi kenyataan.
Industri komik Indonesia mengalami kemajuan pesat di era 1970an, namun pada pertengahan 1980an mengalami kemunduran lantaran sering dianggap sebagai media hiburan yang kurang mendidik, terlebih lagi bagi anak-anak. Sebab di masa itu kebanyakan komik produksi lokal yang kerap menyelipkan cerita-cerita “nakal” jutsru dipasarkan kepada anak-anak. Hal ini lantas yang membuat citra komik di Indonesia menjadi sedikit negatif. Hal ini disampaikan langsung oleh Franki Indrasmoro Sumbodo, pendiri FranKKomiK sekaligus kreator karakter komik Setan Jalanan yang juga banyak dikenal dengan panggilan Pepeng, penabuh drum dalam grup band NAIF.
FranKKomiK merupakan studio komik yang digagas oleh Pepeng bersama kawan lamanya, Aria Baja. Perbedaan minat dan latar belakang pekerjaan justru yang membuat mereka berdua berkolaborasi untuk menggerakkan roda produksi komik dan mengembangkan industri komik di Indonesia.
SINOPSIS
SETAN JALANAN & SABIT LIAR
Cerita: Ajon Anggara & Franki Indrasmoro
Gambar: Ajon Anggara
Premis
Seorang pahlawan bisa jadi hanyalah orang biasa yang melakukan hal sepele. Namun hal sepele itu berarti besar bagi banyak orang.Plot Cerita
Trisno adalah pemuda asal Yogyakarta yang mengidolakan Setan Jalanan. Kesukaannya terhadap Setan Jalanan membuatnya menggilai seluk beluk dunia motor, termasuk di dalamnya balap liar antar kampus. Hobi Trisno ini kerap membuatnya dimarahi orangtuanya lantaran sering ketahuan mengikuti balap liar.
Trisno mempunyai seorang adik laki-laki yang pandai bermain musik. Ronny, namanya. Ronny tergabung dalam sebuah grup musik yang cukup sering tampil di acara-acara kampus di Yogyakarta. Ia bermain gitar. Suatu malam, Ronny dan grup musiknya tampil di kampus UNY. Penampilan mereka sukses. Betapa bangganya Trisno yang saat itu kebetulan menonton aksi panggung adiknya. Di jalan pulang, Motor Trisno dan Ronny dihadang oleh sekelompok orang bermotor. Tanpa basa-basi, salah seorang di antara mereka membacok Ronny. Ia pun tewas seketika. Belakangan ini Yogyakarta memang sedang diresahkan oleh aksi pembacokan brutal yang dilakukan oleh kelompok yang mengatas namakan diri mereka sebagai Sabit Liar. Dalam waktu sebulan geng ini telah memakan korban tewas sebanyak 15 orang, dan 10 orang luka parah. Kini adik Trisno menambah panjang daftar korban mereka.
Sementara itu di Jakarta, Josephine dan Kelana – duet maut di balik aksi Setan Jalanan – sangat prihatin terhadap berita-berita yang mereka dengar tentang kelompok Sabit Liar yang meresahkan masyarakat Yogyakarta. Jo mempelajari kasus ini dengan seksama. Ia pun akhirnya berhasil menguak kisah di balik Sabit Liar.
Sabit Liar dipimpin oleh Kobar. Seorang laki-laki bertubuh besar dan tegap yang dikenal banyak orang sebagai boss preman daerah Selatan Yogyakarta. Ia menarik pungutan liar dari berbagai macam pedagang di pasar. Hasilnya ia bagikan kepada anak buahnya, juga kepada aparat polisi setempat yang korup. Inilah yang membuat segala tindakannya aman dari tuntutan hukum.
Kobar di masa mudanya hanyalah laki-laki biasa, bahkan cenderung dikucilkan lantaran bertubuh ceking dan lemah. Ia sangat tertarik untuk masuk ke dalam kelompok yang bernama Geng Tengkorak. Sekumpulan preman terkuat seantero Yogyakarta Selatan. Ketika mendaftar, ia malah dihajar habis karena dianggap tidak pantas. Sejak saat itu Kobar merasa dendam dan bertekad ingin menjadi jagoan. Ia latih dirinya sampai kuat. Tubuhnya pun kelamaan menjadi kekar. Dan karena kehebatannya berkelahi, ia menjadi pemimpin Geng Tengkorak setelah mengalahkan pimpinan sebelumnya dalam sebuah duel yang ia tantang. Tanpa ampun, setelah berhasil mematahkan tangan dan kaki si pemimpin, Kobar membunuhnya menggunakan sabit yang ia bawa. Setelah dibunuh, mayat si mantan pemimpin ia buang ke sungai. Malam itu juga Kobar resmi menjadi pemimpin geng, dan langsung mengganti nama Geng Tengkorak menjadi Sabit Liar. Siapa yang tak setuju, ia bunuh. Tak ada satu pun yang berani melawan Kobar.
Semenjak memimpin geng, Kobar membuat peraturan keras bagi anggotanya. Mereka harus berani membacok orang - siapapun itu yang Kobar suruh – dan bahkan membunuhnya. Bila mereka tidak berani atau menolak perintah Kobar… mati.
* * * * *